QS Surat al Ahzab ; 21
Artinya “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Sehingga sangat patut jika kita
menjadikan Rosulullah sebagai “model” dalam setiap kehidupan kita. Sangat
disayangkan sebagian dari kita malah mengambil contoh dari orang lain yang
tidak pasti kebaikannya.
Dalam berumah tanggapun Rosulullah
adalah seorang suami yang sangat baik dalam memperlakukan istri-istrinya. Penuh
dengan kemesraan dan cinta. Tapi bukan berarti rumah tangga rosulpun lepas dari
pertengkaran. Tapi masalahnya bagaimana rosul dalam menyikapi sebuah konflik
sehingga membuat rumah tangganya tetap harmonis. Ini yang insya Allah akan
dibahas.
Rosul mencontohkan romantisme
rumah tangganya dengan 3 cara :
1. Romantisme
dengan kata-kata
2. Romantisme
dengan perbuatan
3. Romantisme
ketika sedang Konflik.
Mari kita bahas satu persatu .
1. ROMANTISME DENGAN KATA-KATA
Kata-kata bisa membuka keromantisan dalam rumah tangga.
Coba kita bandingkan diri kita antara mendengar panggilan kasar dengan
panggilan yang halus, tentu lebih terdengar sejuk di hati jika dipanggal dengan
halus.
Hr bukhari muslim
Rosul bersabda “ Ungkapan yang baik adalah sedekah. Manusia
yang paling baik dari kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan Aku
adalah yang paling baik pada keluargaku”
Jadi sedekah itu bukan Cuma memberikan uang, barang atau
yang semisalnya, berkata-kata yang baikpun merupakan sedekah dan mendapat
pahala disisi Allah.
Rosul selalu memanggil istri-istrinya dengan
panggilan-panggilan yang lembut, panggilan-panggilan sayang.
HR ibn Hajar dinyatakan sahih oleh beliau
Aisyah ra berkata “ suatu saat saya dipanggil Rosulullah di
masjid, dan saat itu ada anak2 habasyah
sedang bermain2 di halaman masjid. Rosul berkata “ ya Khumairoh ( yg pipinya
merah jambu), apakah engakau tak ingin melihat anak-anak bermain?”. Aisyahpun datang
dan bersender pada rosulullah. (dalam riwayat lain dia bersender di pipi
Rosulullah).
Rosul berkata “Apakah engkau sudah selesai?”
Aisyah menjawab” belum “
Selang beberapa saat, rosul pun kembali berkata
Rosul “apakah sudah selesai?”
Aisyah “ belum” sambil Aisyah terus bersender pada
rosulullah. Rosulpun kemudian kembali bertanya “ Apakah sudah selesai?”
Aisyah “belum”
Kemudian aisyah berkata” aku begitu adalah untuk
menunjukkan betapa istimewanya aku di sisi rosulullah.
Itulah perilaku rosulullah yang dengan sabar melayani
istrinya aisyah, walau beliau begitu bermanja2 di depan umum tapi beliau tidak
marah.
Diantara bentuk romantisme yang lain adalah MENGAJAK
BERBICARA
Dalam sebuah Hr Bukhari, aisyah bercerita “ Nabi ketika
bangun tidur setelah selesai melakukan sholat malam, beliau melihat aku apakah
sedang tidur atau tidak. Jika aku sedang bangun maka beliau mengajak aku
berbincang-bincang, Tapi jika aku sedang tidur maka nabi kembali tidur
disisiku.”
Perlakukan rosul ini bukan semata2 kepada aisyah saja yang
masih muda, tapi rosul memperlakukan sama kepada semua istri-istrinya.
Seorang sahabat lain juga menceritakan, Ibn Abbas suatu
malam menginap di rumah Maimunah, salah satu istri rosululah. Ibn abbas
melihat Rosulullah menyempatkan
berbincang-bincang dengan istrinya kemudian beliau tidur (HR Bukhari).
Perlu diketahui, Maimunah itu adalah istri rosul yang
berusia lebih dari 60 th. Hadis ini membuktikan bahwa Rosul bersikap
memperlakukan istri-istrinya sama saja. Namun dalam melakukan perbincangan itu
yang penting itu adalah Kulitas bukan kuantitasnya. Mungkin waktu untuk
berbincang tidak sering, tapi berkualitas, itu akan lebih baik daripada
berbincang semalam suntuk tapi tak bermanfaat. Dan kita jangan sampai
meremehkan Masukan dari Istri.
Dikisahkan ketika saat perjanjian Hudaibiyah, ketika itu
para kaum mukminin sangat marah termasuk umar bin khatab terhadap perjanjian
hudaibiyah yang menurut mereka itu merugikan kaum muslimin. Mereka sudah ingin pergi untuk haji, dan
mereka sudah membawa kambing dan
biasanya mereka memotong rambutnya. Tapi orang2 musrik itu melarangnya
karena perjanjian tersebut. Rosul sudah menenangkan mereka dengan mencoba
berkata “Aku adalah hanya rosul yang menjalankan perintah”. Tapi mereka tetap marah. Maka turunlah
perintah dari Allah agar mereka tetap memotong domba yang mereka bawa dan
memotong rambutnya. Rosulpun segera memerintahkan pada kaum muslimin untuk
memotong dombanya dan mencukur rambutnya. Namun sampai 3x Rosul memerintah,
mereka tetap tidak mau melaksanakan. Dengan perasaan jengkel, beliau masuk ke
tenda dan disitu ada Ummu Salamah. Ummu salamah melihat rosul raut mukanya
jengkel kemudian menanyakan masalahnya, kemudian rosulpun menceritakannya. Ummu
salamah kemudian berkata “ kalau engkau ingin dipatuhi, keluarla dan jangan
bicara pada siapapun. Sembelihlah domba dan cukur rambutmu”.
Rosulpun kemudian menjalankan apa yg disarankan oleh istrinya,
beliau keluar tenda dan tanpa bicara pada siapapun, menyebelih domba dan
mencukur rambutnya.
Baru setelah para sahabat melihat itu, mereka pada
berbondong2 menirukan perbuatan rosulullah.
Itulah contoh rosul, belau tidak malu atau gengsi untuk
menerima masukan dari istri. Walau beliau adalah seorang rosul, tapi jika
masukan istri itu baik beliau akan dengan senang hati mendengarkannya.
2. ROMANTISME DENGAN SIKAP
Berdasarkan penelitian, romantisme dengan sikap itu
mempunyai pengaru 65% kepada kemesraan dibandingkan dengan romantisme kata2
yang hanya 35%.
Keromantisan Rosulullah dalam sikap beliau banyak sekali
ditunjukkan dalam hadis2.
Ketika Masuk ke Rumah :
Aisyah berkata “ Rosulullah ketika masuk ke rumah yang
pertama kali dilakukan adalah bersiwak.” Hr muslim
Ini adalah adab yang sangat bagus ditunjukkan rosulullah.
Banyak orang yang ketika mau pergi kerja, pakai minyak wangi tapi ketika pulang
untuk menemui istrinya, mereka santai saja. Sedang Rosul beliau membersihkan
mulutnya, supaya segar ketika bertemu istrinya.
Ketika Memasak di dapur
Aisyah berkata “ Rosulullah shalallahu ‘allaihi wa sallam
sibuk membantu istrinya dan jika tiba waktu shalat maka iapun pergi
menunaikannya” (Hr bukhari).
Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apa yang diperbuat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu di rumah?”, Aisyah menjawab, “Ia melakukan seperti yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.”
Dalam Syama’il karya
At-Tirmidzi terdapat tambahan, “Dan memerah susu kambingnya…”
Ketika dimeja makan
Hr
bukhari
Rosul
bersabda “ Tidaklah engkau memberi nafkah karena lillahi ta’ala akan mendapat
pahala meskipun itu menyuapi makan pada
istri”
Aisyah
bercerita “ Saya itu kalau minum dan menaruh gelasnya, maka rosulullah akan
mengambil gelas itu dan mencari bekas bibir saya di gelas dan minum ditempat
itu. Kadang saya makan daging dan saya letakkan, kemudian rosul mengambil
dagingnya dan makan di bekas gigitan saya. “ Hr ibn Hibban dinyatakan sahih
oleh Al Arnauth
Subhanallah…….sungguh
sangat luar biasa apa yang dicontohkan oleh rosulullah, mungkin saja sangat
amat langka itu dilakukan atau dipraktekkan oleh suami-suami di jaman sekarang.
Padahal nabi itu bukan Cuma presiden, tapi lebih dari itu. Beliau adalah rosul
utusan Allah.
Abu
hurairoh berkata, “ rosulullah itu tidak pernah mencela sedikitpun masakan yang
dimasak oleh istri-istrinya. Jika beliau mau maka akan dimakan, tapi jika
tidak maka akan ditinggalkan.”
Jadi
beliau tidak lantas marah2 karena masakannya kebanyakan garam, ga enak.
Ketika di Kamar
tidur
Kamar
tidur itu bukan monopolil hanya untuk urusan ranjang saja, bukan Cuma masalah
hubungan intim.
Aisyah
bercerita “ Rosulullah ketika setelah sholat Ashar, beliau mengunjungi semua
istri-istrinya, dan ketika masuk ke kamar istrinya, beliau mendekatinya
(memeluk, membelai, mencium). Dan Saya terbiasa menyisir rambut Rosulullah HR
Bukhari
Dlam
hadis ini jelas bahwa rosul di dalam kamar itu tidak Cuma melakukan hubungan
intim, tetapi juga membangun kemesraan dengan cara lain.
Aisyah
bercerita “ terkadang rosul itu meletakkan tangannya di pangkuanku sambil
membaca Al quran dan saat itu saya sedang dating bulan”
Kepada
istri yang lain pun rosul melakukan.
Ummu
salamah bercerita “ Pada suatu hari ketika saya sedang tidur dengan rosulullah
dalam satu selimut, tiba-tiba saya datang bulan. Maka saya pelan-pelan turun
dari ranjang dan memakai pakaian khusus datang bulan. Rosul melihat dan
bertanya “ apakah engkau sedang datang bulang?”
Ummu
salamah menjawab “ iya”
Rosul
berkata “ sini tidur lagi disini”
Dan
sayapun kembali tidur dengan rosul dalam satu selimut
HR
muslim
Ketika sedang di
kamar mandi
Bahwa
Ummu salalamah dan Rosulullah mandi bersama dalam satu ember karena mereka
dalam keadaan junub. (HR muslim)
Sebelum ke masjid
Aisyah
bercerita : “ bahwa rosulullah mencium istrinya dan berangkat ke masjid tanpa
berwudhu lagi.” Hr tirmidzi sahih oleh ibn hibban dan syeh al albani
Mengantar istrinya
Shofiah
bercerita, “ suatu hari nabi sedang berada di masjid dengan beberapa istrinya
termasuk saya. Rosulpun berkata “ wahai sofiyah jangan terburu-buru, saya akan
mengantar kamu pulang ke rumah”.Hr bukhari
Ketika
bepergian
Walau
Rosul mempunyai beberapa istri, tapi beliau sangat adil kepada semua istrinya. Bahkan
untuk urusan bepergian, nabi bergilir mengajak para istrinya. Tidak cenderung
ke salah satusaja.
Aisya
bercerita “ Ketika rosulullah akan bepergian, maka beliau mengundi istri2nya,
siapa yang akan ikut”
Dari Anas bin Malik, “Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam mendatangi Khaibar, tatkala Allah mengilhamkan
rasa tengan dalam jiwanya untuk menaklukkan benteng Khaibar, sampai sebuah
kabar kepada beliau tentang kecantikan Shafiah bin Huyai bin Akhthab dan suami
Shafiah pada saat itu telah tewas dengan usia pernikahan mereka yang masih
dini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
pun meminangnya untuk menjadi istrinya. Kemudian beliau mengadakan perjalanan
pulang menuju Madinah.” Anas melanjutkan, “Aku melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
mempersiapkan kelambu di atas unta untuk Shafiah lalu beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam duduk
di dekat unta lalu meletakkan lutut, lalu Shafiah menginjakkan kakinya di atas
lutut beliau untuk naik di atas unta.” Adakah seorang suami yang mungkin
berbuat hanya setengah dari usaha yang dilakukan Rasulullah, seperti membukakan
pintu mobil untuk sang istri, membawakan belanjaannya, dsb. Tentunya hal ini
tidak banyak kita dapati.
Maka
tak heran, keluarga rosulullah itu sangat harmonis begitu juga para istri2
beliau.
Pada suatu hari Aisyah diajak rosul untuk berpergian. Dalam
tengah perjalanan, Rosul mengajak Aisyah untuk lomba lari (dalam riwayat lain,
rosul memerintahkan para sahabatnya untuk pergi dahulu). Dan saat lomba itu
dimenangkan oleh aisyah karena saat itu masih ramping.
Di lain waktu dalam suatu perjalanan, Rosul kembali
mengajak aisyah untuk lomba lari, dan kali ini dimenangkan oleh rosulullah.
Kemudian Rosul berkata “ Satu Sama”. Hr abu dawud dinyatakan sahih oleh syeh al
albany.
Anas bin malik bercerita “ ada tetangga rosulullah, dia
orang Persi. Jika memasak Gule rasanya sangat enak. Suatu saat Rosul diajak
untuk makan gule di rumah orang itu
Orang persi “ maukah engkau makan gule dirumahku?”
Rosul bertanya “ Apakah aisyah diundang?”
Orang persi “ tidak wahai rosul”
Rosul menjawab “ ya sudah, aku tak usah datang”
Dilain waktu, orang persi itu mengundang rosulullah kembali
Orang persi “ maukah engkau makan gule dirumahku?”
Rosul bertanya “ Apakah aisyah diundang?”
Orang persi “ tidak wahai rosul”
Rosul menjawab “ ya sudah, aku tak usah datang”
Baru pada ajakan ketiga rosulullah mau
Orang persi “ maukah engkau makan gule dirumahku?”
Rosul bertanya “ Apakah aisyah diundang?”
Orang persi “ ya wahai rosul”
Maka rosul pergi ke rumah orang itu dengan aisyah. (HR
Muslim)
3. ROMANTISME SAAT KONFLIK
Hr bukhari
Anas bin malik bercerita “ suatu hari rosulullah berada di
salah satu Istrinya dan sedang menerima tamu. Kemudian Istri rosul yang lain
mengirim makanan ke rosulullah. Ketika pembantu rosul akan memberikannya, yang
satu itu marah , dia menepis piring makanan itu sampai jatuh dan pecah.
Rosulpun memunguti makanan-makanan yang jatuh dan pecahan piringnya, dan
berkata pada tamu “ya tamukku, istriku lagi cemburu”. Rosul kemudian mengambil
pirng baru dan menyerahkannya untuk mengganti piring yang pecah.”
Lihat Rosulullah menghadapi kecemburuan istirnya, Rosul
tidak lantas ikut marah. Padahal beliau sedang menemui tamu-tamunya. Apa
JadInya jika itu terjadi pada kita? Pasti kita sudah ikut-ikut marah karena
perilaku istri yang cemburu itu.
Hr ahmad sahih oleh al albani
Pada suatu hari abu bakar ikut ibunya pergi ke rumah
rosulullah. Sesampainya di depan pintu, abu bakar mendengar aisyah sedang “mengangkat”
suaranya kepada rosulullah. Setelah abu bakar dipersilahkan masuk, maka abu
bakar langsung berkata “ Wahai putri
Umuruman(ibu aisyah), beraninya mengangkat suara kepada rosulullah,
sambil abu bakar mencoba mencubit putrinya.” Tapi Rosulullah malah
menghalang-halangi dan melindungi aisyah. Setelah abu bakar pulang, rosulullah
menenangkan aisyah “ ya sudahlah..sudah,
bapakmu sudah pulang”.
Di lain waktu abu bakar kembali ke rumah rosulullah dan
mendengar rosul sedang bercanda dengan aisyah. Maka begitu abu bakar masuk, dia
berkata “wahai rosul, ikutkan aku dimasa damai ini, sebagaimana aku ikut dimasa
perang itu”
Ali bin abi tholib, jika tertimpa masalah, dia memilih
pergi dari rumah dibandingkan bertengkar. Suatu saat rosul mendapati ali sedang
tidur dimasjid, maka rosul tahu bahwa ali sedang ada masalah dengan Fatimah putri
beliau.
Itulah
sikap yang dicontohkan oleh Rosulullah dalam berumah tangga, ditengah-tengah
kesibukan sebagai Pimpinan, rosul, Panglima perang, Guru, juga Suami dari
beberapa istri. Beliau tetap memuliakan istri-istrinya. Semoga ini semua bisa
menjadi contoh bagi kita semua.