-
Karena masalah diterima atau tidak amal kita itu
hak preogatif Allah
-
Sehebat apapun ibadah yg kita lakukan pasti ada
kekurangan karena manusia diciptakan sebagai manusia yg lemah (surat an nisa ;
28)
Namun begitu, kita dibolehkan
untuk berbaik sangka pada allah. Seperti
firman Allah dalam sebuah hadis qudsi
Hr bukhari muslim (hadis qudsi )
Allah berfirman “ AKU tergantung
bagaimana hambaKU berprasangka padaKU, jika hambaku berprasangka baik maka AKU
akan baik, tapi jika hambaku berprasangka jelek maka AKUpun begitu”
Kita Memang tidak tau apa amalan
kita diterima atau tidak, namun para ulama memberi petunjuk bahwa ada pertanda2
amalan kita diterima Allah.
Diantara tandanya adalah “Setelah
kita beramal, kita akan langsung disertai dengan amal sholeh lainnya”.
Contoh, kita melakukan Qurban,
nah….setelah itu kita tetap sedekah atau tidak? Kalau habis qurban kita tak
melakukan sedekah2 lain, maka dikhawatirkan ibadah qurban kita tidak diterima.
Terkait dengan Bulan Ramadhan, banyak sekali ibadah di bulan ramadhan spt
Puasa, sholat, shodakoh, zakat, baca Al quran dll. Disini kita bisa melihat
kaitannya pauasa romadhan dan puasa syawal, bahwa ini menjadi tolak ukur apakah
kita setelah puasa ramadhan terus langsung dilanjutkan dengan puasa syawal?
Jadi hikmahnya agar kita tidak berhenti berpuasa walaupun ramadhan sudah
selesai.
Dalil puasa syawal
HR Muslim
Rosul bersabda, “ Barang siapa
berpuasa ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa 6 hari di bulan syawal,
maka sungguh apa yg dia lakukan itu seperti pahala puasa sepanjang masa (1
tahun).”
Hr ibn khuzaimah sahih oleh al
a’dhoi
Rosul bersabda, “ puasa bulan
ramadhan itu pahalanya sama dengan puasa 10 bulan, sedang 6 hari di bulan
syawal itu sama dengan puasa 2 bulan”
Bagaimana penjelasannya kok bisa
berpahala 1 tahun? Puasa ramadan itu 30 hari, tiap kebaikan itu pahalanya
dilipatkan 10x. Maka 30 hari x 10 = 300 hari/ 10 bulan. 6 hari puasa syawal x
10 = 60 hari/ 2 bulan. Sehingga jika ditotal puasa ramadan + puasa syawal =
360hari/12 bulan
“Seperti pahala puasa 1 penuh”
itu kata sebagian ulama syafi’iyah yg dimaksud pahala puasa adalah pahala puasa
wajib.
Fungsi lain dari puasa syawal
adalah untuk menyempurnakan puasa Ramadhan. Krn kita manusia sangat lemah
sehingga sangat mungkin puasa ramadhan kita tak sempurna
Hr ibn majjah sahih oleh syeh al
albani
Rosul bersabda “ amalan yg
pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat adalah sholat wajib, seandainya
sempurna maka ditulis sempurna, jika banyak kekurangannya maka Allah akan
berkata “ coba periksa dalam buku catatan, apakan orang ini py sholat sunnah?”
dan ini digunakan untuk menyempurnakan sholat wajibnya. Dan seluruh ibadah
wajib diperlakukan seperti itu”
Maksudnya smua ibadah spt haji,
shodaqoh, zakat, puasa dll itu juga harus dipelakukan seperti ibadah Sholat
seperti hadis diatas. Oleh karena itu ini menjadi penting kita melaksanakan
ibadah2 sunnah.
SAHIHKAH HADIS INI?
Ada beberapa orang yg meragukan
kesahihan hadis muslim ttg keutamaan puasa syawal diatas. Mereka berpendapat bahwa hadis muslim ttg
puasa syawal diatas lemah dari sisi sanad maupun matan hadisnya. Bagaimana menjawabnya
? mari kita bahas satu persatu.
Sanad
Kt mereka didalamnya ada perowi
yg bernama Saad bin said al anshori. Saad bin said dinyatakan dhoif oleh 2
ulama yaitu imam ahmad dan imam an nasai.
Jawabannya :
1. Dari
semua imam besar pakar hadis, yg menyatakan dhoif thd saad itu Cuma 2 orang,
sedang ulama2 besar lain berpendapat baik. Seperti imam daruqutni, imam yahya
ibn mail, imam ibn sa’ad, imam muslim dll yg jumlahnya sampai 7 orang.
2. Saad
bin said ini tidak sendirian yg meriwayatkan hadisnya, ada teman-teman saad dan
mereka2 itu adalah teman2 saad yg hapalannya kuat, yaitu diantarannya adalah
sofwan bin sulaim, , yahya ibn al anshori dll. Bahkan disebutkan ada sampai 20
orang yg meriwayatkan hadis ini.
3. Hadis
ini dinilai sahih oleh lebih satu ulama selain imam muslim, antara lain
Imam muslim, Imam
At tirmidzi, imam an nawawi ,imam al
dimya’I, imam al ala’i , imam al hafid
ar iroqi, imam al kurtuby dan masih banyak imam besar yg lain.
Ulama kontemporer;
syeh al albani.
Matan
hadis
Dalam hadis diatas disebutkan
bahwa “ Puasa ramadan dan dilanjutkan dengan puasa syawal maka pahalanya sama
dengan puasa 1 th penuh”. Padahal Nabi melarang orang yg berpuasa terus menerus
selama satu tahun, nabi bersabda dalam hadis bukhari muslim.
Jawabnya :
1. Jika
sebuah hadis itu sahih maka tak mungkin 2 hadis itu akan berlawanan. Karena
nabi memperolehnya dari Allah.
2. Saat
mengatakan “seperti puasa 1 tahun”, ini nabi sedang bicara pahalanya bukan
perbuatan puasanya.
Perkataan
imam Malik dalam kitabnya Al Mutho’
“ aku tak melihat seorangpun dari
ulama yg puasa 6 bulan syawal, sehingga ulama tak mengajurkan karena takut itu
adalah bid’ah krn takut ada org jahil yang menggabungkan puasa ramadhan dengan
syawal”
Jawabannya :
1. Bisa
jadi imam malik belum mendengar hadis ttg puasa syawal
Krn tak ada
ulama yang hapal seluruhnya hadis2 nabi.
Sehingga kata imam abdil bar “ mungkin imam malik belum mendengar ayat
ini”.
2. Bila
kita sudah mendengar suatu hadis, maka kita tak boleh meninggalkan hadis itu
hanya karena ada orang yang tak mengamalkan
3. Mayoritas
ulama mengamalkan puasa syawal itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar